Adel Putri Tirani

Sebuah perjalanan hidup tentang mimpi, perjuangan, dan cinta pada perubahan

Adel Putri Tirani

Bab 1: Awal dari Segalanya

Di sebuah kota kecil yang dipenuhi dengan aroma tanah basah setelah hujan, lahirlah seorang gadis bernama Adel Putri Tirani. Rumahnya sederhana — berdinding papan dan beratapkan seng — namun penuh dengan tawa, doa, dan kasih sayang. Ibunya seorang guru honorer, sementara ayahnya bekerja serabutan demi menyambung hidup.

Sejak kecil, Adel sudah berbeda. Ia senang membaca buku, bahkan buku bekas yang ditemukan di pasar loak pun ia baca dengan penuh rasa ingin tahu. Ia percaya bahwa setiap halaman buku membawa dirinya ke tempat yang belum pernah ia datangi.

Bab 2: Langit yang Pernah Mendung

Saat Adel duduk di bangku SMP, keluarganya mengalami masa sulit. Ayahnya jatuh sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Ibunya harus mengajar lebih banyak kelas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Di saat itulah Adel mulai mengerti arti tanggung jawab dan keteguhan hati.

Ia sering membantu ibunya mengetik laporan sekolah, meskipun dengan komputer tua yang sering mati sendiri. “Kalau komputer berhenti, jangan menyerah. Hidup juga kadang begitu,” ucap ibunya lembut.

Kalimat itu terus terpatri di hati Adel. Ia belajar untuk tidak menyerah — bahkan ketika keadaan tampak mustahil.

Bab 3: Menembus Batas

Setelah lulus SMA dengan nilai gemilang, Adel mendapatkan beasiswa kuliah di luar kota. Perpisahan dengan keluarganya menjadi momen yang berat. Namun di balik air mata, ada api semangat yang menyala — ia tahu, perjalanan baru saja dimulai.

Di universitas, Adel mempelajari Teknologi Informasi. Ia terpesona oleh bagaimana kode dan algoritma bisa mengubah dunia. Namun, di antara lautan mahasiswa, ia sering menjadi satu-satunya perempuan di kelas.

“Kenapa perempuan harus takut pada teknologi?” gumamnya suatu hari. Pertanyaan itu menjadi awal dari perjuangannya memperjuangkan kesetaraan di dunia digital.

Bab 4: Cahaya dari Kegelapan

Setelah lulus, Adel mendirikan sebuah komunitas bernama Cahaya Data — wadah bagi perempuan muda belajar tentang teknologi. Ia memulai dari ruang kecil dengan dua laptop pinjaman, tapi semangatnya menular. Dalam waktu setahun, ratusan peserta telah belajar dari programnya.

Adel sering mengatakan, “Kita tidak harus menunggu jadi besar untuk memulai sesuatu yang berarti. Cukup mulai dari apa yang kita punya.”

Ucapannya menjadi motivasi bagi banyak anak muda, terutama perempuan yang ingin berani bermimpi lebih tinggi.

Bab 5: Jejak yang Tertinggal

Kini, nama Adel Putri Tirani dikenal luas. Ia menjadi pembicara di berbagai konferensi, mentor bagi generasi muda, dan inspirasi bagi mereka yang pernah merasa kecil. Namun di balik semua pencapaian itu, ia tetap sederhana. Ia masih suka berjalan kaki di sore hari, mengingat masa kecilnya yang penuh kesederhanaan.

“Hidup bukan tentang seberapa tinggi kita melangkah,” katanya dalam salah satu wawancara, “tapi tentang seberapa banyak langkah kita membawa cahaya bagi orang lain.”

Ditulis oleh: XREY
© 2025 Semua hak dilindungi